Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Jumat, 19 April 2013

53Th PMII; MERAWAT PERGERAKAN, MEMPERKOKOH REPUBLIK


Sekecil apapun peristiwa apalagi sejarah organisasi, itu harus di tulis.Siapa yang mampu menulis sejarahnya, dia dia tidak akan lekang dan sirna di makan zaman, sejarahnya akan terus menjadi warisan berharga bagi generasi berikutnya dan mewarnai kehidupan bangsa. Sejarah PMII adalah sejarah pergulatan tentang pemikiran keislaman, keindonesiaan dan kemasyarakatan sekaligus sejarah gerakan politik mahasiswa Indonesia

Tema yang penulis suguhkan adalah buah dari renungan dan refleksi mendalam perjalanan PMII selama ini. Bahwa hal terbesar yang dilakukan PMII selama ini adalah belajar merawat secara terus menerus pergerakan dengan berbagai dinamikanya sekaligus merajut berbagai komponen sosial dan kampus untuk memperkuat keindonesiaan kita. Merawat adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Sementara merajut adalah kemampuan memimpin untuk menkonsolidasikan semua jejaring republik ini, karena kita sadar potensi keragaman bangsa ini sungguh luar biasa. Jika salah kelola akan menjadi bencana.


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia {PMII} adalah organisasi kemahasiswaan yang kini berumur 53 Tahun. Umur yang menegaskan bahwa PMII lahir, tumbuh dan berkembang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa yang tidak bisa di pisahkan,  dan sekaligus telah menjadi anak kandung republik. Didirikan oleh  13 orang pendiri dari latar belakang kampus dan cabang yangberbeda-beda dan saat ini telah memiliki  227cabang dan 25 Pengurus Koordinator Cabang se indnesia. Lahir dari rahim NU pada tanggal 17 April 1960, telah membuat organisasi ini melekat dengan tradisi ke NU an dan kebangsaan, hingga pada tanggal 14 Juli 1972 tercetuslah Deklarasi Murnajati yang menegaskan independensi PMII dan merupakan tonggak sejarah baru bagi pergerakan PMII. Perubahan yang cukup menonjol pasca deklarasi independensi adalah adanya perubahan paradigma dari sekedar konsolidasi ke NU-an ke fase pengembangan dan pendistribusian kader-kader profesional ke berbagai ruang strategis dengan pola pikir lebih terbuka. Rekruitmen kampus juga semakin beragam termasuk sumber daya manusianya.



Hal yang menonjol dalam ruang gerak PMII adalah adanya pergolakan pemikiran yang tak pernah selesai, yaitu pemikiran-pemirian alternatif baik itu berasal dari pengalaman pergerakan negara-negara lain maupun hasil mendalam kajian internal PMII, sehingga telah membuat PMII menjadi Teks yang terus hidup di perdebatkan bahkan tak jarang di anggap “anak Nakal”. Keberaniannya yang berusaha mendekontsruksi pemikiran tentang keagamaan telah menjadi rujukan banyak kelompok di indonesia dan mampu menyegarkan kembali pemikiran keagamaan yang ada. Sebelum reformasi bergulir, pergulatan kader-kader PMII banyak tersebar di ranah pemikiran alternatif melalui jejaring kelompok studi, akademisi, LSM, juga kelompok gerakan yang intens melakukan advokasi rakyat dan mengobarkan aksi-aksi perlawanan. Kini reformasi telah bergulir, tentu paradigmanyapun berubah, kini tantangan kita terbesar adalah menyiapkan sumber daya unggulan untuk menguasai the leading sector.





Salah satu yang membuat PMII tetap bertahan hingga kini adalah karena adanya seperangkat nilai dan gagasan yangtelah terbentuk dan terpatri sejak lama. PMII di bentuk dengan lndasan keislaman dan kebangsaan yang keduanya tidak bisa dipisahkan atau disebut dengan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah {ASWAJA}. Selain itu adalah Nilai Dasar Pergerakan {NDP} yang menekankan aspek ketuhanan {Hablumminallah}, kemanusiaan {Hablummimannas} dan kelestarian alam semesta {hablumminal’alam}, dan secara praksis di topang oleh paradigma pergerakan yang menekankan cara pandang kritis, konstruktif dan visioner. Dengan adanya landasan pembentuk PMII, lalu seperti apakah cita-cita ideal pergerakan? Cita-cita idelal pergerakan adalah mencetak kader-kader ulul albab dan terlibat dalam visi besar bangsa ini.



Selain nilai yang melandasi PMII, dapat dilihat juga citra diri PMII melalui ketiga format profil yang selama ini menjadi karakter dan wajah organisasi ; Pertama, Dzikir, Pikir dan Amal Shaleh. Kedua, Taqwa, Intelektualitas dan Profesionalitas dan Ketiga, Kejujuran, Kebenaran dan keadilan. Jika kita melihat dari ketiga format profil PMII, maka akan terlihat bahwa ruang gerak dan pemikiran PMII tidak bisa dilepaskan dari aspek ilahiyyah {ketuhanan}, dimana islam menjadi agama, inspirasi dan pandangan hidup yang kemudian menjadi landasan teologis pergerakan. Pengetahuan menjadi sumber gerak kedua PMII yang notabene basis utamanya adalah kampus. Antara agama, dan pengetahuan tentunya harus dibarengi dengan amal sholeh yang memegang teguh prinsip kejujuran, kebenaran dan keadilan. Kader PMII lahir dan berkembang mempunyai beban sejarah untuk menjadi kader paripurna {ulul Albab} ; sebagai penjaga dan pengamal agama, mencetak kader dan pemimpin yang selaras antara kata dan perbuatan dan menyiapkan kader yang mempunyai kompetensi dan daya saing selaras dengan perkembangan zaman. 



Kini setelah usia PMII ke 53 tahun banyak hal yang harus di revitalisasi, redefinisi, reaktualisasi dan reposisi. Keterlibatan PMII dalam berbagai gerakan pemikiran dan aksi-aksi kebangsaan baik itu sendiri maupun dilakukan bersama kelompok Cipayung, merupakan penegasan akan kontribusi organisasiterhadap pembangunan nasional.



Diluar itu, PMII menata kembali format gerakannya dalam tiga hal ; pertama, format gerakan pengembangan kampus dan mahasiswa. Munculnya masalah-masalah yang muncul di kampus harus direspon dengan cepat, diantaranya ; massifnyanya hedonisme, tumbuh suburnya radikalisme agama, turunnya peningkatan prestasi akademik dan minimnya alternatif gagasan dan pemikiran. kedua, format gerakan keagamaan yang menjadi spirit dasar PMII. Masalah yang muncul ; maraknya radikalisme dan konflik kekerasan atas nama agama, ketiga, format gerakan kebangsaan, dengan munculnya ; hilangnya integritas, moralitas dan minimnya kapasitas para pemimpin bangsa, mencuatnya aksus-kasus korupsi, banyaknya konstitusi dan produk turunannya yang sangat liberal membuat bangsa ini tersandera dan tergadai secara sistem, lunturnya ideologi bangsa dan bahasa nasional serta  pembangunan yang belum merata dan terintegrasi dengan baik. Tentu ketiganya membutuhkan respon cepat dari PMII bersama gerakan mahasiswa lainnya



Dalam rangka menjawab persoalan diatas tadi, ada beberapa hal telah dan sedang dilakukan oleh PB PMII; pertama, Meningkatkan kapasitas pendidikan para kader dan pengembangan potensi akademik, kedua, memeratakan kegiatan dakwah di kampus-kampus serta meperbanyak dialog lintas agama, ketiga, merespon setiap isu strategis nasional dan lokal serta keempat, terlibat dalam penyelesaian masalah regional ASEAN dengan akan dilaksanakannya pertemuan ASEAN YOUTH ASSEMBLY pada medio Juni mendatang.



Sebagai catatan penutup, bahwa PMII lahir dan berkembang bukan sebagai organisasi di persimpangan jalan, yang kebingungan dengan sikap kiri dan kanan. Tetapi PMII lahir dengan identitas yang jelas, sebagai jangkar perubahan sosial bagi masa depan bangsa. Perubahan adalah nyata dan akan terjadi pada setiap waktu. Oleh karena itu ditengah perubahan performa berbagai macam organisasi, dari mulai organiasi negara, sampai dunia usaha, maka PMII pun perlu berbenah diri dengan melakukan restrukturisasi, redefinisi nilai dan reaktualisasi strategi pengembangan PMII. Keberadaannya bersama organisasi kemahasiwaan lainnya sangat dibutuhkan bagi bangsa ini sebagai penguat idelogi bangsa di tengah gempuran berbagai idelogi asing, sekaligus pengoreksi negara. Keberadaanya memberikan manfaat bagi pemberdayaan masyarakat, dan jalan lurus bernegara





ADDIN JAUHARUDIN

KETUA UMUM PB PMII
*Artikel ini dimuat di Harian Umum Republika, Rabu (17/4/2013)


Share This :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Selamat datang di blog kami,Rayon Teknik PMII-UMM,Sekretariat : Perumahan MSI BLOK G. No. 14 Jetis Malang,Phone : 087759937991

About

Blog Archive